Polisi Usut Kasus Pengeroyokan Pelajar SMA Asal Pelalawan.

Polisi Usut Kasus Pengeroyokan Pelajar SMA Asal Pelalawan.

MataRiauNews -com -PEKANBARU -Orangtua mana yang tidak kecewa dan marah ketika buah hati nya menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan dalam pertandingan futsal antar pelajar. 
Hal ini terjadi kepada DY (46), yang mengetahui anaknya Inisial A (16) yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan saat turnamen futsal di Pekanbaru.

" Anak saya, A (16) pada hari Sabtu, (25/02) sore bertanding futsal dengan membawa nama sekolahnya SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci melawan SMK Hasanah yang bermain di lapangan futsal di Pekanbaru dalam ajang Turnamen Futsal antar Pelajar.

Saat itu, anak saya di babak Kedua mendapatkan serangan dari pihak lawan. dan seketika, anak saya dikeroyok dan dianiaya lebih dari 10 orang pelajar yang saat itu langsung membuat anak saya mengalami gegar otak dan dirawat di Rumah Sakit," sampaikan DY saat dihubungi, Selasa malam, (28/02/2023).

Sebenarnya yang membuat hati ini miris, dia dianiaya dan dikeroyok oleh pelajar SMK Hasana selaku tuan rumah. Dan informasi dari teman-temannya, pihak panitia tidak ada yang melerai atau membela pada saat kejadian, padahal itu turnamen futsal resmi. sambungnya.

Diungkapkannya, bahwa anaknya adalah korban penganiayaan dan pengeroyokan bukan satu lawan satu. Jadi, selaku Orangtua sangat sedih dan menangis melihat musibah ini.

" Sudah kami laporkan ke Polresta Pekanbaru, karena ini sungguh tindakan penganiayaan dan pengeroyokan yang sangat keji. Sampai anak kami mengalami geger otak dan masih dirawat dirumah sakit sampai saat ini," katanya.

Terakhir, ibu korban meminta agar para pelaku pengeroyokan dan penganiayaan ini ditangkap dan disanksi pihak sekolah agar tidak ada lagi kekerasan-kekerasan antar pelajar.

" Kami berharap adanya keadilan sesuai perundang-undangan yang berlaku, dan kami yakin dan percaya bahwa negara ini adalah negara hukum. Dan kami berharap peristiwa yang menimpa anak kami ini menjadi pelajaran besar buat pelajar lainnya. Sehingga, kedepannya tidak terulang," pungkasnya.

Selanjutnya, YE selaku kakak korban menambahkan sangat menyesalkan pihak panitia yang tidak langsung menghubungi dan tidak ada etikad baik terkait peristiwa yang menimpa adiknya tersebut. 

" Saat kejadian, pihak panitia tidak ada menghubungi kami, malah kami yang menghubungi pihak panitia. Dan saat mengetahui adik saya menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan saat turnamen futsal antar pelajar tersebut, pihak panitia malah meminta agar kami mendatangi dan berdamai dengan pihak sekolah yang melakukan penganiayaan dan pengeroyokan. Kan Etika pihak panitia ini tidak ada dan sangat kami sesalkan," katanya.

Pertandingan futsal ini resmi, yang diselenggarakan oleh Dispora Provinsi Riau dan Dinas Pendidikan. Jadi, ini bukan turnamen futsal ada penanggung jawab yaitu panitia.

" Ini pertandingan resmi dan diposting di media sosial. Namun, ketika adik saya (A) menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan, pihak panitia tidak melerai dan memisahkan saat kejadian yang membuat adik saya menjadi korban dan masuk rumah sakit," singkatnya 

 

Sumber -Riau12.com


 

Berita Lainnya

Index