Menghidupkan Kembali Gurindam 12.

Pengabdian Masyarakat Dosen Universitas Lancang Kuning di MTs Hidayatul Ma’arifiyah

Pengabdian Masyarakat Dosen Universitas Lancang Kuning di MTs Hidayatul Ma’arifiyah

Pelalawan, 30 Mei 2024 - Dalam upaya melestarikan budaya dan sastra Melayu, dosen-dosen dari Pendidikan Bahasa Melayu, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Lancang Kuning, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pelatihan Membaca Gurindam Dua Belas Raja Ali Haji”. Acara ini diadakan di MTs Hidayatul Ma’arifiyah, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, pada hari Kamis (30/05/2024).

Kegiatan ini dipimpin oleh Siswanto, M.Pd, sebagai ketua tim, dan didampingi oleh anggota Rian Hidayat, M.Pd, Yulia Nelfita, M.Pd, serta dua orang mahasiswa. Siswanto menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk catur dharma perguruan tinggi. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pengetahuan budaya, terutama Gurindam Dua Belas yang kerap terlupakan oleh generasi muda masa kini.

 “Gurindam ini mengandung banyak nilai moral yang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Siswanto. “Selain mendidik jiwa manusia agar lebih baik, gurindam ini juga berfungsi untuk menghibur.”

Sispon Faisal, M.Pdi, selaku kepala sekolah MTs Hidayatul Ma’arifiyah, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pelaksanaan kegiatan ini di sekolah mereka.

 “Kami sangat berterima kasih kepada bapak dan ibu dosen Pendidikan Bahasa Melayu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning. Karena berkat hal ini, siswa yang sebelumnya kurang paham bahkan ada yang belum tahu apa itu Gurindam Dua Belas, sekarang jadi paham dan bahkan bisa mempraktekkannya. Ini sangat positif dan baik bagi siswa kita,” kata Sispon.

Lebih lanjut, Sispon menambahkan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk generasi milenial agar tidak melupakan sastra dan budaya lokal yang ada di tempat mereka tinggal. “Dengan pemahaman dan praktik yang baik, siswa-siswa kita kini tidak hanya memahami sastra dan budaya Riau tetapi juga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Gurindam Dua Belas tersebut. Semoga kegiatan seperti ini bisa selalu dilakukan agar generasi milenial tetap terhubung dengan warisan budaya mereka.”

Kegiatan ini diisi dengan berbagai sesi pelatihan, mulai dari pembacaan hingga interpretasi Gurindam Dua Belas. Para siswa sangat antusias mengikuti setiap sesi yang disampaikan oleh para dosen dan mahasiswa. Mereka diajak untuk tidak hanya membaca, tetapi juga memahami makna yang terkandung dalam setiap bait Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk turut serta melestarikan karya sastra dan budaya lokal. Dengan demikian, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam karya-karya tersebut dapat terus diwariskan kepada generasi berikutnya, menjaga identitas dan kekayaan budaya bangsa.

Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian masyarakat ini berhasil mencapai tujuannya, yaitu menghidupkan kembali minat dan pemahaman akan sastra Melayu klasik di kalangan siswa. Kegiatan ini juga menunjukkan komitmen Universitas Lancang Kuning dalam berkontribusi pada pelestarian budaya lokal melalui pendidikan dan pengabdian masyarakat.***

Berita Lainnya

Index