PT. SLS Jangan Adu Masyarakat Dengan Aparat

PT. SLS Jangan Adu Masyarakat Dengan Aparat

Matariaunews.com -PELALAWAN- Konflik Agraria antara PT. Sari Lembah Subur ( PT. SLS) dengan masyarakat Tempatan sepertinya tidak juga memperlihatkan titik terang, bahkan kondisi ini malah membuat masyarakat setempat mulai gerah dengan sikap perusahaan dengan menurunkan puluhan Aparat ( Brimob) untuk mengganti kan posisi Security di Perusahaan tersebut.

Demikian halnya keseriusan pemangku Kebijakan di daerah ini belum juga memperlihatkan keseriusan dalam menyelesaikan kan konflik agraria antara masyarakat dengan Perusahaan, Sementara pihak perusahaan dengan tangan besi nya terus saja mempenjarakan masyarakat yang  di anggap mencuri di lahan perusahan.  Padahal di sisi lain , masyarakat menganggap perusahaan la yang merampok lahan masyarakat dan menanamnya dengan kelapa sawit.

Salah seorang warga Genduang  Rahman ( 49), yang mengakui dirinya juga mempunyai lahan yang di kuasai Perusahaan begitu saja, tanpa ada ganti rugi dan juga penjelasan, sangat menyesalkan sikap arogan Perusahaan ini, bahkan dengan di turunkan nya puluhan Aparat bersenjata lengkap itu apakah dengan tujuan untuk mengintimidasi warga.

"Kenapa tidak mencari penyelesaian yang lebih baik, kami juga siap berdialog dan berunding, bukan dengan cara melaga kami dengan aparat bersenjata, apakah kami di suruh perang" ujar Rahman.

Selanjutnya, Rahman juga mengatakan bahwa tanah warisan keluarga nya semenjak tahun 1998 sudah di kuasai Pihak PT SLS,  terkait persoalan ini pihaknya sudah melakukan beberapa kali mediasi dengan perusahaan namun belum juga menemukan titik kejelasan.

"Sekitar sebulan lalu kita sudah pernah mediasi, terkait 16 hektar lahan warisan keluarga saya yang di rampas perusahaan, namun tidak ada kelanjutan malahan sejumlah anggota Brimob berpakaian lengkap dengan senjata Laras panjang yang di turun kan ke lahan tersebut" ujarnya.

Konflik Agraria antara masyarakat setempat dengan PT. Sari Lembah Subur, sepertinya belum juga memperlihatkan akhir yang jelas, bahkan semakin banyak masyarakat nekat memanen buah sawit milik perusahaan karena di anggap berada di luar HGU Perusahaan.

"Namun anehnya yang terjadi di lapangan, sejumlah orang di anggap leluasa memanen bagi mereka yang di anggap berpengaruh baik di perusahaan maupun di pemerintah daerah, bagi warga biasa di anggap mencuri walaupun mereka mengambil buah sawit pada lahan yang di anggap bermasalah atau di luar HGU" ujarnya.***

Berita Lainnya

Index